Pada dasarnya gw bukan orang yang cengeng. Kalau mengalami permasalahan dalam hidup, kata nangis bukan hal pertama yang terlintas di benak gw. Dalam sebulan, belum tentu gw melakukan kegiatan yang namanya nangis, even just once.
Tapi ini tidak berlaku saat gw membaca atau menononton segala sesuatu yang menyedihkan atau mengharukan. Saat gw menonton film atau membaca novel, ketika orang yang menonton film yang sama atau membaca novel yang sama bilang bahwa film atau novel itu cukup sedih, itu artinya di tengah menonton dan membaca, gw sudah dapat dipastikan nangis. Dan kalau mereka bilang, “sedih ya, gw ampe nangis loh.” Itu artinya gw udah nangis
Tapi ya itu, kalau lo mau bilang gw cengeng, dikesampingkan dari tangisan yang keluar saat nonton dan baca, hidup gw alhamdulillah cukup sepi dari tangisan. Dan ketika gw berada di lingkungan yang bersuasana sendu dan cukup penuh tangis, gw akan jadi orang aneh sendiri, yang bukannya ikut kebawa suasana jadi nangis, malah ga bisa nangis.
Kayak barusan, gw nonton reality show “minta tolong”, pattern tu acara setiap tayangannya
Dan lagi-lagi, di setiap tayangannya gw nangis. ATHA!!!! Come on…
Seperti tayangan hari ini, seorang nenek yang membawa-bawa kain bekas yang udah sobek, berjalan seharian mencari orang yang mau membantunya dengan membeli kain bekas yang akan dia jual seharga dua puluh ribu, untuk membayar biaya sekolah cucunya. Semua orang acuh terhadap nenek itu. Tidak bisa disalahkan sebenarnya, karena mereka pun sudah kesulitan dengan hidup mereka, kesulitan dalam mencari uang. Boro-boro ngasih ngasih orang uang dua puluh ribu, nyarinya aja cukup setengah mati. Dan dua puluh ribu yang mungkin sebagian dari kita anggap uang sekali makan, itu berarti makan hari itu untuk mereka. Walau sempat melihat orang-orang yang cukup kasar dalam menghadapi nenek itu, mulai dari yang membentak sampai yang membuang kain itu ke jalan, again, mereka tidak bisa disalahkan. Karena hidup yang mereka jalani, tidak seindah sebagian dari kita. Dan untuk ini, lagi-lagi kita harus mengucap syukur.
Pada akhirnya, nenek itu mendatangi seorang ibu penjual jamu keliling. Awalnya ibu itu sempat menawar kain itu agar harganya bisa lebih murah dari dua puluh ribu, namun pada akhirnya ibu itu tetap membeli kain itu seharga dua puluh ribu. Sebuah kain robek, dibeli dengan harga dua puluh ribu. Ketika akhirnya ibu itu didatangi oleh tim ‘minta tolong’ yang berpura-pura membeli jamu, sambil bertanya-tanya tentang kebaikan ibu itu yang menolong nenek-nenek tadi dengan bertanya, “ibu kok nolong nenek-nenek tadi? Ibu kenal? Ibu ikhlas?”
Dengan bijaknya ibu itu menjawab, “Nggak, saya ga kenal. Habis tadi katanya buat bayar uang sekolah cucunya. Yah… saya sih ikhlas, biar aja. Nanti juga
Dan ketika tim minta tolong ingin membayar jamu yang diminum, ternyata harga segelas jamu itu hanya dalam kisaran ribu. Wahhh… perlu menjual berapa gelas, baru dua puluh ribu yang diberikan bisa kembali??
Ketulusan dan kebaikan hati yang luar biasa.
Dan ketika di akhir acara ibu itu menjelaskan tentang kehidupan sehari-harinya, ternyata ia memiliki dua orang anak. Anak pertamanya mengalami keterbelakangan mental, hingga umur 16 tahun tidak bisa bicara, alhamdulillah anak keduanya sehat, dan suami yang harusnya menjadi tempat bergantung, meninggalkannya entah kemana. GILA!!!!
Dia punya lebih dari cukup alasan untuk mengasihani diri dan menjadi sinis dalam hidup. Punya lebih dari cukup alasan untuk tidak peduli pada sekelilingnya. Tapi dia tidak membiarkan segala hal buruk yang menimpa dirinya, mematikan hati yang ia miliki.
Luarrrr biasa..
Dan kalau kita, yang memiliki hidup yang jauh lebih berkecukupan dan jauh lebih indah, ternyata memiliki kepedulian yang jauh lebih sedikit, apalagi mematikan hati kita, shame on us!!!!!!!!
Jadi kalau untuk yang 1 ini, wajar
Jadi kemana-mana ya, dari ngomongin keanehan gw, jadi ngomongin acara reality show. Yahh.. semoga keanehan gw yang kita bahas kali ini bisa bermanfaat. Loh??
hahahaha